Sekeping
Rindu Dihati Ukhti

“Bintang, pasti engkau merasakan bahagia diatas
sana bersama ribuan Temanmu yang lain kan????. Tapi, cobalah kau lihat aku, aku
disini hanya sendiri, tak seorang pun teman yang menemaniku saat ini!!!”sahabat
ku telah pergi, dan iapun takkan pernah bisa kembali”
keluhnya kepada bintang–bintang ketika
itu. …. Dia pun bercerita pada bintang- bintang “ Bintang aku rindu pada
teman, sahabat masa lalu ku, tapi aku tak tau dimana keberadaannya sekarang. Bintang,
andai aku berada diatas seperti mu, pasti aku akan lebih mudah menemukannya
dari sana,!!! ” khayalnya lagi pada bintang – bintang.
Tatkala
khayalannya telah usai, memorinya mencoba memutar kembali, rangakaian demi
rangkaian peristiwa yang telah dilewati
bersama ukhti yang ada di tempat lain. Masih teraaa hangat di ingatannya, dengan
peristiwa yang selalu menyatukan dirinya dan diri ukhti yang sedang dirindunya,
seakan telah menjadi saudara kembar, bahkan banyak guru disekolah dulu, yang
sering terbalik dalam memanggil kedua nama mereka. Bahkan, ada teman yang
mengatakan mereka saudara kandung, tidak hanya itu, sebutan kembar juga pernah
dilontarkan teman- teman mereka, karena selain mirip, mereka sering terlihat bersama.
Kadang mereka berdua pernah berkaca dan saling memandangi diri mereka berdua, yang
terlontar hanya “mirip apanya ya?
Kenapa semua orang bilang kita mirip? ” ah entahlah, meski mereka ribut
mengatakan saling tidak mirip, tapi penilaian orang lain tetap mengatakan
mereka seperti saudara kandung……….
Menapaki
jalan dakwah bersama juga menjadi kenangan terindah yang pernah mereka lalui,
saling memberi semangat, disaat salah satu dari mereka membutuhkannya, saling
merasa sakit disaat yang satu dari mereka merasa kesedihan. Tapi kenangan terindah
itu, sedikit demi sedikit memudar menjadi kesedihan, karena saudara yang sedang
dikenangnya sudah tidak lagi berada disisinya, kurang lebih dua tahun yang lalu
kedua sahabat itu tak lagi menjalin komunikasi.

Air
mata sang ukhti yang masih duduk termangu dibawah temaramnya bulan, mulai mengenangi
mata yang menatap sayu kepada bintang – bintang. Ada kerinduan dihatinya untuk
mengulang masa- masa bersama sahabat yang telah menemaninya bebeerapa tahun
silam. tapi, itu akan menjadi kenangan terindah yang terukir disanubari
hatinya.
“Sahabat,
apa yang membuat mu menjauh dari ku?? Engkau tak memberikan jawaban atas
pertanyaan ku itu!!!!!! engkau pergi tanpa terlebih dulu menjawabnya!!!!! “
kapan aku akan temukan jawabannya???? “ pertanyaan
demi pertanyaan itu selalu terlintas dipikirannya. Kadang pernah dia bergumam
dalam hatinya “sahabat ku mira, apa kau pernah mengingat ku saat aku
mengingat mu??????”
Seakan
tak terbendung lagi, air yang menggenangi mata sang ukhti, jatuh membasahi
pipinya yang kemerah- merahan. Seakan air mata itu ingin bercerita, betapa rindunya hati ukhti tersebut pada sosok
sahabat yang telah dianggapnya lebih dari saudara kandung…… rindu seorang
sahabat kepada sahabatnya, yang ia pun tak tau apa sahabatnya itu juga merindukannya,
yang pasti, ia tak lagi ada bersamanya,
yang meninggalkan dirinya sendiri dibawah temaram bulan yang ditemani redupnya cahaya bintang …..
Dengan
hati yang masih diselimuti kesedihan dan air mata yang masih membasahi pipi
mungilnya, sang ukhti mengangkat kedua tanganya, menengadah, seraya berdoa
kepada sang pemilik hati….”Ya Rabb, Ya Rahman, Ya Rahiim, Yang Maha Pemilik
Hati ini, Yang Menumbuhkan Rasa Rindu Dihati Ku, Ya Rabby, Aku Rindu akan Sahabat
Ku Yang Dulu ada Disaat Suka Maupun Duka Ku, Meski Dia Sudah Tidak Menemani Ku
Lagi, Aku Mohon, lindungilah dirinya dari segala
mara
bahaya, Karena Aku Tau, Engkau Akan Menjadi Pelindung yang Terbaik baginya, Aku
Mohon Bimbinglah Dia Selalu Dijalanmu, Berilah Dia ke Istiqamahaan untuk selalu
berjuang dijalan dakwah Mu, Jangan
Pernah Engkau Lepaskan Dia Dari Petunjuk Mu,, Ya Allah Pemilik Alam Semesta,
Sampaikanlah Pada Saudara Ku Disana, Bahwa Hati Ku Rindu, rindu Dengan Semua
Yang Pernah Kami Lalui Bersama, Sampaikanlah Kepadanya Ya Rabb, Hati Ku
Rindu,,,, Rindu Ingin Bertemu Dirinya…. “ Amiiin… Dengan berderai air mata sang ukhtipun
mengakhiri doannya, “Sahabat, Apakah Engkau Juga Merasakan Rindu Seperti yang Aku
Rasakan????” dan iapun terlelap dibawah cahaya bulan, bersamaan dengan photo
sahabat yang masih dipelukannya, yang menjadi teman disepanjang tidurnya…….

Tidak ada komentar:
Posting Komentar