PRINSIP-PRINSIP
DAKWAH DAN HAL-HAL YANG BERKAITAN DENGAN DAKWAH
Oleh: Wendra, Desi &Watil
A.
PENDAHULUAN
Dakwah
adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai
dengan perintah tuhan untuk keselamatan dan kebahagian mereka didunia dan di
akhirat. Untuk keberhasilan kegiatan Dakwah tentu ada beberapa faktor atau hal yang harus diperhatikan demi
terwujudnya tujuan dakwah, terutama oleh para Da’i, dari segi persipan Da’i itu
sendiri, pesan yang ia sampaikan dan bagaimana ia menyesuaikan diri dengan
lingkungan Mad’u nya. Disini pemakalah
mencoba menguraikan apa itu sebenrnya Dakwah, dan faktor-faktor apa saja yang
bisa menunjang keberhasilan Dakwah itu sendiri.
B.
PEMBAHASAN
1.
Makna Dakwa
Diantara
makna dakwah secara bahasa adalah[1]:
a.
An-Nida
artinya memanggil
b.
Ad-du’a
ila sya’i, artinya Menyeru dan mendorong pada sesuatu
c.
Ad-
-da’wat ila qadhiyat, artinya menegaskan atau membelanya baik yang terhadap hak
ataupun yang batil, yang positif maupun yang negatif
d.
Suatu
usaha berupa perkataan atau perbuatan untuk menarik manusia kesuatu aliran atau
agama tertentu
e.
Memohon
dan meminta yang sering dengan istilah
berdoa
Makna dakwah menurut para ahli[2]:
a.
Abu
Bakar Zakaria
Dakwah adalah usaha para ulama dan
orang-orang yang memiliki pengetahuan agama Islam untuk memberikan pengajaran
kepada khalayak umum sesuai dengan kemampuan yang dimiliki tentang hal-hal yang
mereka butuhkan dalam urusan dunia dan keagamaan.
b.
Syekh
Muhammad al-Rawi
Dakwah
adalah pedoman hidup yang sempurna untuk manusia beserta ketetapan hak dan
kewajibannya.
c.
Syekh
Ali bin Salih al-Mursyid
Dakwah
adalah sistem yang berfungsi menjelaskan kebenaran, kebajikan, dan petunjuk
agama, sekaligus menguak berbagai kebathilan beserta media dan metodenya
melalui sejumlah teknik, metode, dan media yang lain.
d.
Syekh
Muhammad al-Khadir Husain
Dakwah adalah menyeru manusia kepada kebajikan
dan petunjuk serta menyuruh kepada kebajikan dan melarang kemungkaran agar
mendapat kebahagiaan didunia dan diakhirat.
e.
Syekh
Muhammad al-Ghazali
Dakwah adalah program sempurna yang menghimpun
semua pengetahuan yang dibutuhkan oleh manusia disemua bidang,agar ia dapat
memahami tujuan hidupnya serta menyelidiki petunjuk jalan yang mengarahkannya
menjadi orang-orang yang mendapat petunjuk.
f.
Prof.
Toha Yahya Omar, M.A
Dakwah
adalah mengajak manusia dengan cara yang bijaksana kepada jalan yang benar
sesuai dengan perintah tuhan, untuk keselamatan dan kebahagiaan mereka didunia
dan diakhirat.[3]
g.
Prof.
A Hasjmi
Dakwah
adalah mengajak orang lain untuk meyakini dan mengamalkan aqidah dan syariah
Islamiyah yang terlebih dahulu telah diyakini dan diamalkan oleh pendakwah
sendiri.
h.
Syaikh
Ali Mahfudz
Dakwah
adalah memotivasi manusia untuk berbuat kebajikan, mengikuti petunjuk,
memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran agar mereka memperoleh kebaikan
didunia dan diakhirat.
i.
M.
Natsir
Dakwah
adalah usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia dan
seluruh umat manusia konsepsi Islam tentang pandangan dan tujuan hidup manusia
didunia ini, dan yang meliputi al-amar bi
al-ma’ruf an-nahyu an al-munkar dengan berbagai macam cara dan media yang
diperbolehkan akhlak dan membimbing pengalamannya dalam peri kehidupan
masyarakat dan peri kehidupan bernergara.
j.
Prof.H.M.
Arifin, M.Ed.
Dakwah
sebagai suatu kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku
dan sebagainya yang dilakukauan secara sadar dan berencana dalam usaha
mempengaruhi orang lain baik secara individual maupun secara kelompok agar
timbul dalam dirinya suatu pengertian kesadaran, sikap, penghayatan, serta
pengamalan terhadap ajaran agama sebagai message yang disampaikan kepadanya
dengan tanpa adanya unsur-unsur pemaksaan.
Makna dakwah
sangat luas. Tak sekadar berceramah, bahkan terkadang tidak harus dengan
mengajak. Melalui keteladanan, akhlak dan perilaku baik, bisa jadi kita telah
berdakwah dan mendapat pahala-Nya[4].
Lafaz dakwah
sering disebut dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah. Maka untuk memahami arti dakwah,
baik secara bahasa maupun istilah, kita perlu memahami maksud penggunaan lafaz
dakwah dalam Al-Quran maupun As-Sunnah.
a)
Dakwah = Perintah
Meminta dengan sangat untuk memenuhi
seruandisambut ataupun tidak permintaan itu. Permintaan ini berkaitan dengan
keyakinan, perkataan dan amal perbuatan. Hai orang-orang yang beriman,
penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyerumu kepada sesuatu
yang memberi kehidupan kepadamu...(QS Al-Anfal [8]: 24).
b)
Dakwah = Undangan
Dari Jabir ra bahwa Rasulullah saw
bersabda, Jika salah seorang kalian diundang makan (duiya) maka datanglah
(memenuhi undangan). Jika ia mau makan maka makanlah dan jika tidak mau makan
maka tinggalkan/tidak menyantapnya, (HR Muslim, No. 3518).
c)
Dakwah = Permintaan
Mereka berkata, 'Mohonkanlah kepada
Tuhanmu untuk kami agar Dia menjelaskan kepada kami tentang (sapi betina) itu.'
Musa menjawab, 'Allah berfirman bahwa sapi betina itu tidak tua dan tidak muda,
(tetapi) pertengahan antara itu. Maka kerjakanlah apa yang diperintahkan
kepadamu,' (QS Al-Baqarah [2]: 68).
d)
Dakwah = Istighasah
Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah
hati dan suara yang lembut. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang yang
melampaui batas, (QS Al-Araf [7]: 55).
Rasulullah saw bersabda, "Tidak
berdoa seorang Muslim dengan suatu doa yang doanya itu tidak dicampuri sesuatu
maksud jahat atau memutuskan silaturrahim, melainkan pastilah doa itu
diperkenankan Tuhan dengan memenuhi satu dari tiga cara. Ada kalanya doa itu
diterima dengan segera, adakalanya disimpan dahulu untuk persediaannya di
akhirat, dan adakalanya dipalingkan daripadanya kejahatan yang
seumpamanya."
e)
Dakwah = Seruan
Dari Jabir bin Abdillah ra,
Rasulullah saw bersabda, Barangsiapa yang mengatakan tatkala mendengar seruan
(azan): Allahuma Rabba hadzihi ad-dawah ataamah wa sholatul qooimah aati
muhammadan alwasilah wal fadzilah wab-atshu maqoman mahmudan aladzi waadtahu
(Ya Allah Rabb yang menguasai seruan yang sempurna ini dan shalat yang akan
didirikan ini, berilah Muhammad wasilah dan keutamaan dan utuslah beliau ke
tempat yang terpuji seperti yang Engkau janjikan), maka orang tersebut pasti
mendapatkan syafaat dariku kelak di hari kiamat, (HR Bukhari, No. 614).
Allah
dan Rasul membeikan perhatian khusus kepada para Da’i, dan Allah telah
memberikan gambaran tentang orang-orang yang berdakwah di jalannya, sebagai
orang yang paling baik perkataannya. Hal ini tertuang dalam firman-Nya QS.
Fushilat(41):33
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ
صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِن الْمُسْلِمِين
Arinya : Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang
menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata:
"Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?".( QS. Fushilat(41):33)
Ayat tersebut mengingatkan kepada
para dai dan memberikan sanjungan kepada
mereka, bahwasanya tidak ada seorangpun yang lebih baik perkataannya daripada
mereka, terutama para Rasul, kemudian para pengikutnya, sesuai dengan tingkatan
mereka dalam dakwah ilmu, dan keutamaan.
Rasulullahpun telah memberikan
kabar gembira kepada para da’i bahwa barang siapa yang mengajak suatu kaum
kepada kebaikan, maka dirinya akan memperoleh pahala, sebanyak pahala
orang-orang yang mengikuti seruannya tersebut, tanpa mengurangi pahala orang
yang bersangkutan tentunya.
Dari ibnu Uqbah bin Amr Al-Anshri Al-Badri, ia berkata:
rasulullah bersabda: “barang siapa yang menunjukan kepada kebaikan, maka ia
memperoleh pahala seperti pahala orang-orang yang melakukan kebaikan itu.”
(HR. Muslim)
Dakwah
merupakan tugas mulia, dan barang siapa
yang mengerjakan Dakwah, maka ia termasuk orang-orang yang beruntung, firman
Allah Q.S Ali-Imran: 104
`ä3tFø9ur
öNä3YÏiB
×p¨Bé&
tbqããôt
n<Î)
Îösø:$#
tbrããBù'tur
Å$rã÷èpRùQ$$Î/
tböqyg÷Ztur
Ç`tã
Ìs3YßJø9$#
4
y7Í´¯»s9'ré&ur
ãNèd
cqßsÎ=øÿßJø9$#
ÇÊÉÍÈ
Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu
segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan
mencegah dari yang munkar[6];
merekalah orang-orang yang beruntung.
Banyak ayat Al-Quran dan hadits Rasulullah saw yang
mengemukakan fadhail (keutamaan) dakwah yang sangat mulia. Dengan mengetahui,
memahami, dan menghayati keutamaan dakwah ini seorang muslim akan termotivasi
secara kuat untuk melakukan dakwah. Mengetahui keutamaan dakwah termasuk faktor
terpenting yang mempengaruhi konsistensi seorang muslim dalam berdakwah dan
menjaga semangat dakwah, karena keyakinan terhadap keutamaan dakwah dapat
menjadikannya merasa ringan menghadapi beban dan rintangan dakwah. Beberapa
keutamaan dakwah adalah[7]:
1.
Dakwah
adalah Muhimmatur Rusul (Tugas Utama Para Rasul alaihimussalam)
Para
rasul alaihimussalam adalah orang yang diutus oleh Allah swt untuk melakukan
tugas utama mereka, yakni berdakwah kepada Allah. Keutamaan dakwah
terletak pada disandarkannya kerja dakwah ini kepada manusia yang paling
utama dan mulia yakni Rasulullah saw dan saudara-saudara beliau para nabi &
rasul alaihimussalam.
قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى
بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ
الْمُشْرِكِينَ
Artinya : Katakanlah
(Hai Muhammad): "Inilah jalanku: aku dan orang-orang yang mengikutiku
berdakwah (mengajak kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha
Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik". (Yusuf
(12): 108).
2.
Dakwah adalah Ahsanul
A’mal (Amal yang Terbaik)
Dakwah adalah amal yang terbaik, karena da’wah memelihara
amal Islami di dalam pribadi dan masyarakat. Membangun potensi dan memelihara
amal sholeh adalah amal da’wah, sehingga da’wah merupakan aktivitas dan amal
yang mempunyai peranan penting di dalam menegakkan Islam. Tanpa da’wah ini maka
amal sholeh tidak akan berlangsung.
وَمَنْ
أَحْسَنُ قَوْلاً مِّمَّن دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي
مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Artinya : Siapakah
yang lebih baik perkataannya daripada orang yang berdakwah (menyeru) kepada
Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku
termasuk orang-orang yang menyerah diri?" (Fushilat (41): 33).
3. Para
da’i akan memperoleh balasan yang besar dan berlipat ganda (al-hushulu ‘ala
al-ajri al-‘azhim).
قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم لِعَلِيٍ: فَوَاللَّهِ لَأَنْ يَهْدِيَ اللَّهُ بِكَ رَجُلاً خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُونَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ. رواه البخاري ومسلم وأحمد
“Sabda Rasulullah saw kepada Ali bin
Abi Thalib: “Demi Allah, sesungguhnya Allah swt memberikan hidayah kepada
seseorang dengan (da’wah)mu, maka itu lebih baik bagimu dari unta merah.” (HR.
Bukhari, Muslim & Ahmad).
3.
Da’wah dapat
menjadi penyelamat dari azab Allah swt (An-Najatu minal ‘Azab)
Da’wah yang dilakukan oleh seorang da’i akan membawa
manfaat bagi dirinya sebelum manfaat itu dirasakan oleh orang lain yang menjadi
objek dawahnya (mad’u). Manfaat itu antara lain adalah terlepasnya tanggung
jawabnya di hadapan Allah swt sehingga ia terhindar dari adzab Allah.
4.
Da’wah
adalah Jalan Menuju Khairu Ummah
Rasulullah saw berhasil mengubah masyarakat jahiliyah
menjadi umat terbaik sepanjang zaman dengan dakwah beliau. Dakwah secara umum
dan pembinaan Da’i sebagai asset SDM dalam dakwah secara khusus adalah jalan
satu-satunya menuju terbentuknya khairu ummah yang kita idam-idamkan.
Rasulullah saw melakukan tarbiyah mencetak kader-kader dakwah di kalangan para
sahabat beliau di rumah Arqam bin Abil Arqam ra, beliau juga mengutus Mush’ab
bin Umair ra ke Madinah untuk membentuk basis dan cikal bakal masyarakat
terbaik di Madinah (Anshar).
III.
Faktor-faktor
keberhasilan Dakwah[8]
a.
Melakukan
persiapan
Dalam permulaannya, dakwah
harus disempurnakan persiapannya dan harus ditilik latar belakangnya,
pengumpulan kekuatannya, dan menjaga hal-hal yang dibutuhkan oleh situasi,
kondisi dan fakta yang ada.
b.
Ikhlas
Dari garis ikhlas ini dakwah
dapat berjalan setelah beberapa pendahuluan dan pelajaran ini, maka berjalanlah
modal utama dakwah dan penuntunnya yang berupa ikhlas dan pasrah diri (tawakal)
kepada Allah.
c.
Pemahaman
yang mendalam
Sebelum seorang da’I terjun
kelapangan, alangkah akan baiknya bila terlebih dahulu da’I tersebuut memiliki
pemahaman yang kuat dengan apa yang akan disampaikannya. Hal ini agar nantiny ada’I itu tidak salah dalam
menyampaikan pesan- pesan ke pada mad’unya.
d.
Keimanan
yang kuat
Iman
adalah kekuatan dari segala- galanya. Bila iman kuat maka da’I akan mampu
bertahan dalam kondisi dan situasi apapun dalam berdakwah.
e.
Kecintaan
yang kukuh
Dakwah
tidak akan berhasil bila da’I tidak menaruh perhatian yang besar kepada
mad’unya.
f.
Kesadaran
yang sempurna
Kesadaran
yang sempurna yang dimaksud adalah bahwa tugas yang diemban oleh da’I adalah
dia sebagai penyampai pesan- pesan keagamaan, jadi tidak mungkin dia bermain-
main dalam hal itu.
g.
Kerja
yang kontiniu
Dakwah
tidak akan berhasil dalam waktu sehari atau sekali sampai saja. Tapi dakwah
yang berhasil adalah dakwah yang dilakukan berulang – ulang dan terus menerus.
IV. Keberhasilan Dakwah
Rasulullah
Rasulullah
SAW adalah manusia teladan. Seyogyanya kita sebagai seorang muslim menjadikan
beliau idola. Kita juga harus selalu berusaha mencontoh kepribadian yang baik
yang ada dalam dirinya. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Surat Al Ahzab/33:21
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي
رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ
الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Artinya : Sesungguhnya telah ada pada
(diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang
mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut
Allah. [QS. Al Ahzab/33:21]
Seorang da’i hendaknya memperhatikan siroh beliau. Darinya
kita akan menemukan kesungguhan dan upaya Rasulullah SAW yang tidak pernah
kenal lelah dalam gerak da’wahnya. Sebagai seorang manusia, Rasulullah tentu
memiliki sifat manusiawi yaitu rasa sedih terhadap da’wah beliau yang tidak
diterima oleh orang kafir, namun karena beliau dapat mengontrol dirinya, maka
da’wah Islam terus berjalan. Allah SWT menggambarkan kepribadian beliau dalam
firman-Nya surat At Taubah/9:128
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ
أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ
رَءُوفٌ رَحِيمٌ
Artinya : Sungguh telah datang kepadamu
seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat
menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, Amat belas kasihan lagi
Penyayang terhadap orang-orang mukmin. (QS. At
taubah/9:128)
فَلَعَلَّكَ بَاخِعٌ
نَفْسَكَ عَلَى آثَارِهِمْ إِنْ لَمْ يُؤْمِنُوا بِهَذَا الْحَدِيثِ أَسَفًا
Artinya : Maka
(apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati setelah
mereka berpaling, Sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini
(Al-Quran). [QS. Al Kahfi/18:6]
Selain kepribadian di atas, Rasulullah SAW juga adalah
seorang utusan yang merupakan sosok pengamal ajaran Islam yang paling sempurna.
Rasulullah SAW memiliki akhlak yang mulia. Kemuliaan akhlaq beliau tertulis
dalam firman Allah SWT surat Al Qolam/68:4:
وَإِنَّكَ
لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ
Artinya : ”Dan Sesungguhnya kamu benar-benar
berbudi pekerti yang agung” [QS. Al Qolam/68:4]
Rasulullah SAW tidak pernah cacat di masyarakatnya. Selain
karena terlahir dari keluarga mulia, Nabi Muhammad SAW juga selalu dikenal
hanya mengerjakan perbuatan yang mulia saja. Beliau memiliki prestasi yang
diakui oleh ummatnya sejak usia belia.
Faktor kesempurnaan Islam dan kepribadian Rasulullah SAW
memungkinkan lahirnya faktor utama yaitu faktor “kebersamaan Allah SWT dan
pertolongan-Nya” yang memang hal itu telah menjadi janji Allah SWT yang tertulis
dalam Al-Quran surat Muhammad/47:7:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ
آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
Arinya : “Hai orang-orang
mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan
meneguhkan kedudukanmu..” [QS. Muhammad/47:7]
Ayat di atas sama dengan ayat 40 dalam Surat Al-Hajj. Dalam
Surat Al-Hajj ayat 40 itu tertera sifat Allah yaitu Allah Maha Kuat dan Maha
Perkasa. Allah menyatakan diri-Nya memiliki sifat Mahakuat dan Mahaperkasa.
Dengan kekuatan-Nya, Allah menciptakan segala sesuatu lalu menetapkan kadarnya,
dan dengan keperkasaan-Nya tidak ada yang dapat memaksa-Nya dan tidak ada pula
yang dapat mengalahkan-Nya. Bahkan segala sesuatu tunduk dan membutuhkan-Nya.
Dan siapa yang ditolong Yang Mahakuat dan Mahaperkasa, maka dia pasti menang
dan musuhnya pasti kalah. Pertolongan Allah SWT akan datang tatkala hamba-Nya
menolong agama-Nya. Allah selalu bersama orang-orang yang senantiasa menegakkan
Islam. Sebagai seorang mu’min hendaknya kita selalu tegar dalam menghadapi para
musuh Allah. Sesungguhnya mereka semua tidak ada apa-apanya di mata Allah.
Setelah kita meyakini benar bahwa Islam adalah agama yang Haqq kemudian kita
merealisasikannya dalam perbuatan kita dan senantiasa berda’wah dalam rangka
menolong agama Allah ini, maka insya Allah pertolongan-Nya akan datang.
C. PENUTUP
Kami menyadari bahwa makalah kami masih jauh
dari kesempurnaan karna bagaimanapun kesempurnaan itu hanyalah milik Allah SWT,
untuk itu kami sangat berbesar hati jika ada dari teman-teman semua yang mau
memberi penambahan ataupun kritikan demi lebih bagusnya makalah untuk
selanjutnya , tidak hanya untuk kami
tetapi juga untuk pemakalah lainnya, semoga ilmu yang kami sajikan dapat
diambil manfaatnya, terimaksih, Wassalam.
DAFTAR BACAAN
Drs.
Samsul Munir Amin, M.A, ilmu dakwah,
Amzah:jakarta,2009.
Fathul
Bahri an-Nabiry, Amzah, jakarta:2008.
http://www.ummi-online.com/berita-198-apa-makna-dakwah-kita.html
http://ikadi.or.id/artikel/fiqh-dakwah/733-keutamaan-dakwahfadhailaddawah.html
http://bintuahmad.wordpress.com/2012/05/16/faktor-faktor-keberhasilan-dawah-rasulullah-saw/
Juma’ah
Amin Abdul azis, Fiqih Dakwah, Era Intermedia, Solo:2005.
Prof.Dr.Moh.
Ali azis, Mag, ilmu dakwah, kencana:2004.
Sayyid Muhammad Alwi
al-maliki al-hasani, kiat sukses berdakwah, al-haramah II ath-thaba’ah wa
An-Nasyr wa at- tauzi,Amzah, jakarta.
[1] Juma’ah Amin Abdul azis, Fiqih Dakwah, Era Intermedia, Solo:2005, hal
24.
[2] Prof.Dr.Moh. Ali azis, Mag, ilmu dakwah, kencana:2004, hal 11.
[3] Drs. Samsul Munir Amin, M.A, ilmu dakwah, Amzah:jakarta,2009, hal 3
[4] http://www.ummi-online.com/berita-198-apa-makna-dakwah-kita.html
[5] Fathul Bahri an-Nabiry, Amzah, jakarta:2008, hal 63
[6] Ma'ruf: segala perbuatan
yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan Munkar ialah segala perbuatan yang
menjauhkan kita dari pada-Nya
[7] [7] http://ikadi.or.id/artikel/fiqh-dakwah/733-keutamaan-dakwah-fadhail-addawah.html
[8] Sayyid Muhammad Alwi al-maliki al-hasani, kiat sukses berdakwah,
al-haramah II ath-thaba’ah wa An-Nasyr wa at- tauzi,Amzah, jakarta:2006 hal 3
Tidak ada komentar:
Posting Komentar