Rabu, 17 Juni 2015

PRINSIP-PRINSIP DAKWAH DAN HAL-HAL YANG BERKAITAN DENGAN DAKWAH

PRINSIP-PRINSIP DAKWAH DAN HAL-HAL YANG BERKAITAN DENGAN DAKWAH
Oleh: Wendra, Desi &Watil

A.      PENDAHULUAN
                Dakwah adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah tuhan untuk keselamatan dan kebahagian mereka didunia dan di akhirat. Untuk keberhasilan kegiatan Dakwah tentu ada beberapa  faktor atau hal yang harus diperhatikan demi terwujudnya tujuan dakwah, terutama oleh para Da’i, dari segi persipan Da’i itu sendiri, pesan yang ia sampaikan dan bagaimana ia menyesuaikan diri dengan lingkungan Mad’u nya.  Disini pemakalah mencoba menguraikan apa itu sebenrnya Dakwah, dan faktor-faktor apa saja yang bisa menunjang keberhasilan Dakwah itu sendiri.

B.       PEMBAHASAN
1.      Makna Dakwa
Diantara makna dakwah secara bahasa adalah[1]:
a.         An-Nida artinya memanggil
b.        Ad-du’a ila sya’i, artinya Menyeru dan mendorong pada sesuatu
c.         Ad- -da’wat ila qadhiyat, artinya menegaskan atau membelanya baik yang terhadap hak ataupun yang batil, yang positif maupun yang negatif
d.        Suatu usaha berupa perkataan atau perbuatan untuk menarik manusia kesuatu aliran atau agama tertentu
e.         Memohon dan meminta yang sering   dengan istilah berdoa
 Makna dakwah menurut para ahli[2]:
a.         Abu Bakar Zakaria
              Dakwah adalah usaha para ulama dan orang-orang yang memiliki pengetahuan agama Islam untuk memberikan pengajaran kepada khalayak umum sesuai dengan kemampuan yang dimiliki tentang hal-hal yang mereka butuhkan dalam urusan dunia dan keagamaan.

b.        Syekh Muhammad al-Rawi
              Dakwah adalah pedoman hidup yang sempurna untuk manusia beserta ketetapan hak dan kewajibannya.

c.         Syekh Ali bin Salih al-Mursyid
Dakwah adalah sistem yang berfungsi menjelaskan kebenaran, kebajikan, dan petunjuk agama, sekaligus menguak berbagai kebathilan beserta media dan metodenya melalui sejumlah teknik, metode, dan media yang lain.

d.        Syekh Muhammad al-Khadir Husain
Dakwah adalah menyeru manusia kepada kebajikan dan petunjuk serta menyuruh kepada kebajikan dan melarang kemungkaran agar mendapat kebahagiaan didunia dan diakhirat.

e.         Syekh Muhammad al-Ghazali
Dakwah adalah program sempurna yang menghimpun semua pengetahuan yang dibutuhkan oleh manusia disemua bidang,agar ia dapat memahami tujuan hidupnya serta menyelidiki petunjuk jalan yang mengarahkannya menjadi orang-orang yang mendapat petunjuk.




f.         Prof. Toha Yahya Omar, M.A
Dakwah adalah mengajak manusia dengan cara yang bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah tuhan, untuk keselamatan dan kebahagiaan mereka didunia dan diakhirat.[3]

g.        Prof. A Hasjmi
Dakwah adalah mengajak orang lain untuk meyakini dan mengamalkan aqidah dan syariah Islamiyah yang terlebih dahulu telah diyakini dan diamalkan oleh pendakwah sendiri.
h.        Syaikh Ali Mahfudz
Dakwah adalah memotivasi manusia untuk berbuat kebajikan, mengikuti petunjuk, memerintahkan kebaikan dan mencegah kemungkaran agar mereka memperoleh kebaikan didunia dan diakhirat.
i.          M. Natsir
Dakwah adalah usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan kepada perorangan manusia dan seluruh umat manusia konsepsi Islam tentang pandangan dan tujuan hidup manusia didunia ini, dan yang meliputi al-amar bi al-ma’ruf an-nahyu an al-munkar dengan berbagai macam cara dan media yang diperbolehkan akhlak dan membimbing pengalamannya dalam peri kehidupan masyarakat dan peri kehidupan bernergara.
j.          Prof.H.M. Arifin, M.Ed.
              Dakwah sebagai suatu kegiatan ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang dilakukauan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara individual maupun secara kelompok agar timbul dalam dirinya suatu pengertian kesadaran, sikap, penghayatan, serta pengamalan terhadap ajaran agama sebagai message yang disampaikan kepadanya dengan tanpa adanya unsur-unsur pemaksaan. 
Makna dakwah sangat luas. Tak sekadar berceramah, bahkan terkadang tidak harus dengan mengajak. Melalui keteladanan, akhlak dan perilaku baik, bisa jadi kita telah berdakwah dan mendapat pahala-Nya[4].
Lafaz dakwah sering disebut dalam Al-Qur'an dan As-Sunnah. Maka untuk memahami arti dakwah, baik secara bahasa maupun istilah, kita perlu memahami maksud penggunaan lafaz dakwah dalam Al-Quran maupun As-Sunnah.
a)        Dakwah = Perintah
       Meminta dengan sangat untuk memenuhi seruandisambut ataupun tidak permintaan itu. Permintaan ini berkaitan dengan keyakinan, perkataan dan amal perbuatan. Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyerumu kepada sesuatu yang memberi kehidupan kepadamu...(QS Al-Anfal [8]: 24).

b)        Dakwah = Undangan
       Dari Jabir ra bahwa Rasulullah saw bersabda, Jika salah seorang kalian diundang makan (duiya) maka datanglah (memenuhi undangan). Jika ia mau makan maka makanlah dan jika tidak mau makan maka tinggalkan/tidak menyantapnya, (HR Muslim, No. 3518).

c)        Dakwah = Permintaan
       Mereka berkata, 'Mohonkanlah kepada Tuhanmu untuk kami agar Dia menjelaskan kepada kami tentang (sapi betina) itu.' Musa menjawab, 'Allah berfirman bahwa sapi betina itu tidak tua dan tidak muda, (tetapi) pertengahan antara itu. Maka kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu,' (QS Al-Baqarah [2]: 68).

d)       Dakwah = Istighasah
       Berdoalah kepada Tuhanmu dengan rendah hati dan suara yang lembut. Sungguh, Dia tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas, (QS Al-Araf [7]: 55).
       Rasulullah saw bersabda, "Tidak berdoa seorang Muslim dengan suatu doa yang doanya itu tidak dicampuri sesuatu maksud jahat atau memutuskan silaturrahim, melainkan pastilah doa itu diperkenankan Tuhan dengan memenuhi satu dari tiga cara. Ada kalanya doa itu diterima dengan segera, adakalanya disimpan dahulu untuk persediaannya di akhirat, dan adakalanya dipalingkan daripadanya kejahatan yang seumpamanya."

e)        Dakwah = Seruan
       Dari Jabir bin Abdillah ra, Rasulullah saw bersabda, Barangsiapa yang mengatakan tatkala mendengar seruan (azan): Allahuma Rabba hadzihi ad-dawah ataamah wa sholatul qooimah aati muhammadan alwasilah wal fadzilah wab-atshu maqoman mahmudan aladzi waadtahu (Ya Allah Rabb yang menguasai seruan yang sempurna ini dan shalat yang akan didirikan ini, berilah Muhammad wasilah dan keutamaan dan utuslah beliau ke tempat yang terpuji seperti yang Engkau janjikan), maka orang tersebut pasti mendapatkan syafaat dariku kelak di hari kiamat, (HR Bukhari, No. 614).

II.       Keutamaan Dakwah[5]
          Allah dan Rasul membeikan perhatian khusus kepada para Da’i, dan Allah telah memberikan gambaran tentang orang-orang yang berdakwah di jalannya, sebagai orang yang paling baik perkataannya. Hal ini tertuang dalam firman-Nya QS. Fushilat(41):33

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِن الْمُسْلِمِين               

Arinya : Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?".( QS. Fushilat(41):33)

              Ayat tersebut mengingatkan kepada para dai dan memberikan  sanjungan kepada mereka, bahwasanya tidak ada seorangpun yang lebih baik perkataannya daripada mereka, terutama para Rasul, kemudian para pengikutnya, sesuai dengan tingkatan mereka dalam dakwah ilmu, dan keutamaan.
              Rasulullahpun telah memberikan kabar gembira kepada para da’i bahwa barang siapa yang mengajak suatu kaum kepada kebaikan, maka dirinya akan memperoleh pahala, sebanyak pahala orang-orang yang mengikuti seruannya tersebut, tanpa mengurangi pahala orang yang bersangkutan tentunya.
              Dari ibnu  Uqbah bin Amr Al-Anshri Al-Badri, ia berkata: rasulullah bersabda: “barang siapa yang menunjukan kepada kebaikan, maka ia memperoleh pahala seperti pahala orang-orang yang melakukan kebaikan itu.” (HR. Muslim)
              Dakwah merupakan tugas mulia,  dan barang siapa yang mengerjakan Dakwah, maka ia termasuk orang-orang yang beruntung, firman Allah Q.S Ali-Imran: 104
`ä3tFø9ur öNä3YÏiB ×p¨Bé& tbqããôtƒ n<Î) ÎŽösƒø:$# tbrããBù'tƒur Å$rã÷èpRùQ$$Î/ tböqyg÷Ztƒur Ç`tã ̍s3YßJø9$# 4 y7Í´¯»s9'ré&ur ãNèd šcqßsÎ=øÿßJø9$# ÇÊÉÍÈ  
Artinya: Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar[6]; merekalah orang-orang yang beruntung.
              Banyak ayat Al-Quran dan hadits Rasulullah saw yang mengemukakan fadhail (keutamaan) dakwah yang sangat mulia. Dengan mengetahui, memahami, dan menghayati keutamaan dakwah ini seorang muslim akan termotivasi secara kuat untuk melakukan dakwah. Mengetahui keutamaan dakwah termasuk faktor terpenting yang mempengaruhi konsistensi seorang muslim dalam berdakwah dan menjaga semangat dakwah, karena keyakinan terhadap keutamaan dakwah dapat menjadikannya merasa ringan menghadapi beban dan rintangan dakwah. Beberapa keutamaan dakwah adalah[7]:

1.      Dakwah adalah Muhimmatur Rusul (Tugas Utama Para Rasul alaihimussalam)
         Para rasul alaihimussalam adalah orang yang diutus oleh Allah swt untuk melakukan tugas utama mereka, yakni berdakwah kepada Allah. Keutamaan dakwah terletak  pada disandarkannya kerja dakwah ini kepada manusia yang paling utama dan mulia yakni Rasulullah saw dan saudara-saudara beliau para nabi & rasul alaihimussalam.
قُلْ هَذِهِ سَبِيلِي أَدْعُو إِلَى اللَّهِ عَلَى بَصِيرَةٍ أَنَا وَمَنِ اتَّبَعَنِي وَسُبْحَانَ اللَّهِ وَمَا أَنَا مِنَ ‏الْمُشْرِكِينَ
Artinya : Katakanlah (Hai Muhammad): "Inilah jalanku: aku dan orang-orang yang mengikutiku berdakwah (mengajak kamu)  kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik". (Yusuf (12): 108).
2.      Dakwah adalah Ahsanul A’mal (Amal yang Terbaik)
Dakwah adalah amal yang terbaik, karena da’wah memelihara amal Islami di dalam pribadi dan masyarakat. Membangun potensi dan memelihara amal sholeh adalah amal da’wah, sehingga da’wah merupakan aktivitas dan amal yang mempunyai peranan penting di dalam menegakkan Islam. Tanpa da’wah ini maka amal sholeh tidak akan berlangsung.
وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلاً مِّمَّن دَعَا إِلَى اللَّهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ
Artinya : Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang berdakwah (menyeru) kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?" (Fushilat (41): 33).
 3.   Para da’i akan memperoleh balasan yang besar dan berlipat ganda (al-hushulu ‘ala al-ajri al-‘azhim).
قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم لِعَلِيٍ: فَوَاللَّهِ لَأَنْ يَهْدِيَ اللَّهُ بِكَ رَجُلاً خَيْرٌ لَكَ مِنْ أَنْ يَكُونَ لَكَ حُمْرُ النَّعَمِ. رواه البخاري ومسلم وأحمد
“Sabda Rasulullah saw kepada Ali bin Abi Thalib: “Demi Allah, sesungguhnya Allah swt memberikan hidayah kepada seseorang dengan (da’wah)mu, maka itu lebih baik bagimu dari unta merah.” (HR. Bukhari, Muslim & Ahmad).
3.      Da’wah dapat menjadi penyelamat dari azab Allah swt (An-Najatu minal ‘Azab)
Da’wah yang dilakukan oleh seorang da’i akan membawa manfaat bagi dirinya sebelum manfaat itu dirasakan oleh orang lain yang menjadi objek dawahnya (mad’u). Manfaat itu antara lain adalah terlepasnya tanggung jawabnya di hadapan Allah swt sehingga ia terhindar dari adzab Allah.
4.      Da’wah adalah Jalan Menuju Khairu Ummah
Rasulullah saw berhasil mengubah masyarakat jahiliyah menjadi umat terbaik sepanjang zaman dengan dakwah beliau. Dakwah secara umum dan pembinaan Da’i sebagai asset SDM dalam dakwah secara khusus adalah jalan satu-satunya menuju terbentuknya khairu ummah yang kita idam-idamkan. Rasulullah saw melakukan tarbiyah mencetak kader-kader dakwah di kalangan para sahabat beliau di rumah Arqam bin Abil Arqam ra, beliau juga mengutus Mush’ab bin Umair ra ke Madinah untuk membentuk basis dan cikal bakal masyarakat terbaik di Madinah (Anshar).

III.    Faktor-faktor keberhasilan Dakwah[8]
a.         Melakukan persiapan
                 Dalam permulaannya, dakwah harus disempurnakan persiapannya dan harus ditilik latar belakangnya, pengumpulan kekuatannya, dan menjaga hal-hal yang dibutuhkan oleh situasi, kondisi dan fakta yang ada.

b.        Ikhlas
                 Dari garis ikhlas ini dakwah dapat berjalan setelah beberapa pendahuluan dan pelajaran ini, maka berjalanlah modal utama dakwah dan penuntunnya yang berupa ikhlas dan pasrah diri (tawakal) kepada Allah.



c.         Pemahaman yang mendalam
                 Sebelum seorang da’I terjun kelapangan, alangkah akan baiknya bila terlebih dahulu da’I tersebuut memiliki pemahaman yang kuat dengan apa yang akan disampaikannya. Hal ini agar nantiny ada’I itu tidak salah dalam menyampaikan pesan- pesan ke pada mad’unya.

d.        Keimanan yang kuat
                 Iman adalah kekuatan dari segala- galanya. Bila iman kuat maka da’I akan mampu bertahan dalam kondisi dan situasi apapun dalam berdakwah.

e.         Kecintaan yang kukuh
                 Dakwah tidak akan berhasil bila da’I tidak menaruh perhatian yang besar kepada mad’unya.

f.         Kesadaran yang sempurna
                 Kesadaran yang sempurna yang dimaksud adalah bahwa tugas yang diemban oleh da’I adalah dia sebagai penyampai pesan- pesan keagamaan, jadi tidak mungkin dia bermain- main dalam hal itu.

g.        Kerja yang kontiniu
                 Dakwah tidak akan berhasil dalam waktu sehari atau sekali sampai saja. Tapi dakwah yang berhasil adalah dakwah yang dilakukan berulang – ulang dan terus menerus.
IV.    Keberhasilan Dakwah Rasulullah
              Rasulullah SAW adalah manusia teladan. Seyogyanya kita sebagai seorang muslim menjadikan beliau idola. Kita juga harus selalu berusaha mencontoh kepribadian yang baik yang ada dalam dirinya. Allah SWT berfirman dalam Al-Quran Surat  Al Ahzab/33:21
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Artinya : Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah. [QS. Al Ahzab/33:21]
Seorang da’i hendaknya memperhatikan siroh beliau. Darinya kita akan menemukan kesungguhan dan upaya Rasulullah SAW yang tidak pernah kenal lelah dalam gerak da’wahnya. Sebagai seorang manusia, Rasulullah tentu memiliki sifat manusiawi yaitu rasa sedih terhadap da’wah beliau yang tidak diterima oleh orang kafir, namun karena beliau dapat mengontrol dirinya, maka da’wah Islam terus berjalan. Allah SWT menggambarkan kepribadian beliau dalam firman-Nya surat At Taubah/9:128
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
Artinya : Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, Amat belas kasihan lagi Penyayang terhadap orang-orang mukmin. (QS. At taubah/9:128)
 فَلَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَفْسَكَ عَلَى آثَارِهِمْ إِنْ لَمْ يُؤْمِنُوا بِهَذَا الْحَدِيثِ أَسَفًا
Artinya : Maka (apakah) barangkali kamu akan membunuh dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, Sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Quran). [QS. Al Kahfi/18:6]
Selain kepribadian di atas, Rasulullah SAW juga adalah seorang utusan yang merupakan sosok pengamal ajaran Islam yang paling sempurna. Rasulullah SAW memiliki akhlak yang mulia. Kemuliaan akhlaq beliau tertulis dalam firman Allah SWT surat Al Qolam/68:4:
وَإِنَّكَ لَعَلى خُلُقٍ عَظِيمٍ
Artinya : ”Dan Sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung” [QS. Al Qolam/68:4]
Rasulullah SAW tidak pernah cacat di masyarakatnya. Selain karena terlahir dari keluarga mulia, Nabi Muhammad SAW juga selalu dikenal hanya mengerjakan perbuatan yang mulia saja. Beliau memiliki prestasi yang diakui oleh ummatnya sejak usia belia.
Faktor kesempurnaan Islam dan kepribadian Rasulullah SAW memungkinkan lahirnya faktor utama yaitu faktor “kebersamaan Allah SWT dan pertolongan-Nya” yang memang hal itu telah menjadi janji Allah SWT yang tertulis dalam Al-Quran surat Muhammad/47:7:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنْ تَنْصُرُوا اللَّهَ يَنْصُرْكُمْ وَيُثَبِّتْ أَقْدَامَكُمْ
Arinya : “Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu..” [QS. Muhammad/47:7]
Ayat di atas sama dengan ayat 40 dalam Surat Al-Hajj. Dalam Surat Al-Hajj ayat 40 itu tertera sifat Allah yaitu Allah Maha Kuat dan Maha Perkasa. Allah menyatakan diri-Nya memiliki sifat Mahakuat dan Mahaperkasa. Dengan kekuatan-Nya, Allah menciptakan segala sesuatu lalu menetapkan kadarnya, dan dengan keperkasaan-Nya tidak ada yang dapat memaksa-Nya dan tidak ada pula yang dapat mengalahkan-Nya. Bahkan segala sesuatu tunduk dan membutuhkan-Nya. Dan siapa yang ditolong Yang Mahakuat dan Mahaperkasa, maka dia pasti menang dan musuhnya pasti kalah. Pertolongan Allah SWT akan datang tatkala hamba-Nya menolong agama-Nya. Allah selalu bersama orang-orang yang senantiasa menegakkan Islam. Sebagai seorang mu’min hendaknya kita selalu tegar dalam menghadapi para musuh Allah. Sesungguhnya mereka semua tidak ada apa-apanya di mata Allah. Setelah kita meyakini benar bahwa Islam adalah agama yang Haqq kemudian kita merealisasikannya dalam perbuatan kita dan senantiasa berda’wah dalam rangka menolong agama Allah ini, maka insya Allah pertolongan-Nya akan datang.
C.      PENUTUP
                Kami menyadari bahwa makalah kami masih jauh dari kesempurnaan karna bagaimanapun kesempurnaan itu hanyalah milik Allah SWT, untuk itu kami sangat berbesar hati jika ada dari teman-teman semua yang mau memberi penambahan ataupun kritikan demi lebih bagusnya makalah untuk selanjutnya , tidak hanya untuk  kami tetapi juga untuk pemakalah lainnya, semoga ilmu yang kami sajikan dapat diambil manfaatnya, terimaksih, Wassalam.









DAFTAR BACAAN
Drs. Samsul Munir Amin, M.A, ilmu dakwah, Amzah:jakarta,2009.
Fathul Bahri an-Nabiry, Amzah, jakarta:2008.
http://www.ummi-online.com/berita-198-apa-makna-dakwah-kita.html
http://ikadi.or.id/artikel/fiqh-dakwah/733-keutamaan-dakwahfadhailaddawah.html
http://bintuahmad.wordpress.com/2012/05/16/faktor-faktor-keberhasilan-dawah-rasulullah-saw/
Juma’ah Amin Abdul azis, Fiqih Dakwah, Era Intermedia, Solo:2005.
Prof.Dr.Moh. Ali azis, Mag, ilmu dakwah, kencana:2004.
Sayyid Muhammad Alwi al-maliki al-hasani, kiat sukses berdakwah, al-haramah II ath-thaba’ah wa An-Nasyr wa at- tauzi,Amzah, jakarta.



[1] Juma’ah Amin Abdul azis, Fiqih Dakwah, Era Intermedia, Solo:2005, hal 24.
[2] Prof.Dr.Moh. Ali azis, Mag, ilmu dakwah, kencana:2004, hal 11.
[3]  Drs. Samsul Munir Amin, M.A, ilmu dakwah, Amzah:jakarta,2009, hal 3
[4] http://www.ummi-online.com/berita-198-apa-makna-dakwah-kita.html
[5] Fathul Bahri an-Nabiry, Amzah, jakarta:2008, hal 63
[6] Ma'ruf: segala perbuatan yang mendekatkan kita kepada Allah; sedangkan Munkar ialah segala perbuatan yang menjauhkan kita dari pada-Nya
[7] [7] http://ikadi.or.id/artikel/fiqh-dakwah/733-keutamaan-dakwah-fadhail-addawah.html
[8] Sayyid Muhammad Alwi al-maliki al-hasani, kiat sukses berdakwah, al-haramah II ath-thaba’ah wa An-Nasyr wa at- tauzi,Amzah, jakarta:2006 hal 3

Tidak ada komentar:

Posting Komentar