Rabu, 17 Juni 2015

MENGIKAT HATI SEBELUM MENJELASKAN

MENGIKAT HATI SEBELUM MENJELASKAN
Oleh : Rahmi, Dodi & Doni

A.    Pendahuluan
Dai yang bijaksana adalah mereka yang mampu menyampaikan dengan cara yang lemah lembut dan kata-kata yang baik tanpa mengurangi bobot dan isi yang didakwahkannya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dai untuk menyatukan hati manusia dengan taufik Allah, yaitu dengan menanamkan pada diri objek dakwah bahwa kita menyeru mereka kepada sebuah prinsip nilai, memberi kesan bahwa dai selalu menaruh perhatian kepadanya dan menginginkan kebaikan baginya, tidak bersikap keras, dekat dengan objek dakwah, menjaga adab berbicara dengannya, jangan merasa lebih tinggi, menasehati dan tidak membuka aibnya, memberi hadiah, merangsang tekad objek dakwah agar hatinya terbuka untuk menerima kebenaran,  dan menjauhi perselisihan.[1]

B.     Pembahasan
Beberapa prinsip mengikat hati dalam berdakwah yakni :
1.      Kasih Sayang
Terdapat dalam surah Al-Anbiya’ :107
!$tBur š»oYù=yör& žwÎ) ZptHôqy šúüÏJn=»yèù=Ïj9 ÇÊÉÐÈ
Artinya : Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. [2]( Al-Anbiya’ :107)
Seorang da’i yang bijaksana adalah mereka yang diberi taufik oleh Allah untuk melihat hati-hati manusia yang tertutup,kemudian berupaya membukanya dengan lemah lembut dan berintraksi dengan penuh kasih sayang dan berusaha menghadirkan perasaan cinta dalam berbicara dengan objek dakwah.dengan itulah maka hati yang keras akan menjadi lunak jiwa yang penuh maksiat menjadi istiqamah dalam kebaikan. Karena apa saja yang berasal dari hati itu akan sampai ke hati dan apa saja yang keluar dari lisan akan masuk ke telinga.[3]
Firman Allah dalam QS. Ali Imran:14
z`Îiƒã Ĩ$¨Z=Ï9 =ãm ÏNºuqyg¤±9$# šÆÏB Ïä!$|¡ÏiY9$# tûüÏZt6ø9$#ur ÎŽÏÜ»oYs)ø9$#ur ÍotsÜZs)ßJø9$# šÆÏB É=yd©%!$# ÏpžÒÏÿø9$#ur È@øyø9$#ur ÏptB§q|¡ßJø9$# ÉO»yè÷RF{$#ur Ï^öysø9$#ur 3 šÏ9ºsŒ ßì»tFtB Ío4quysø9$# $u÷R9$# ( ª!$#ur ¼çnyYÏã ÚÆó¡ãm É>$t«yJø9$# ÇÊÍÈ  
Artinya: Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak[186] dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).( QS. Ali Imran:14)


Apabila kita tidak mengenal pintu-pintu untuk bisa masuk ke dalam jiwa manusia, maka ketahuilah kegagalan  tengah menanti kita. Karena kita telah berbenturan dengan sunatullah, sedangkan sunatullah itu tidak akan berubah. Apabila kesalahan itu bersumber dari diri kita yang tidak mau mengenal tabiat manusia, maka tidak ada sesuatu yang membahayakan keberadaannya kecuali diri kita sendiri melalui sikap kita.[4]
2.      Lemah lembut
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat QS. Ali Imran: 159
$yJÎ6sù 7pyJômu z`ÏiB «!$# |MZÏ9 öNßgs9 ( öqs9ur |MYä. $ˆàsù xáÎ=xî É=ù=s)ø9$# (#qÒxÿR]w ô`ÏB y7Ï9öqym ( ß#ôã$$sù öNåk÷]tã öÏÿøótGó$#ur öNçlm; öNèdöÍr$x©ur Îû ͐öDF{$# ( #sŒÎ*sù |MøBztã ö@©.uqtGsù n?tã «!$# 4 ¨bÎ) ©!$# =Ïtä tû,Î#Ïj.uqtGßJø9$# ÇÊÎÒÈ    
Artinya: Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya.( QS. Ali-Imran: 159)

Jadi, sebelum kita mengajak orang lain terutama sekali yang harus kita miliki dalam diri kita adalah sikap atau sifat lemah lembut agar para mad’u yang kita jadikan sasaran untuk dakwah akan merasa senang dalam menerima ajakan yang kita lakukan.[5]

3.      Kata-kata adalah makhluk hidup
Sesungguhnya perkataan yang baik dalam pandangan islam itu ibarat mahkluk hidup yang keberadaannya mempunyai pengaruh. Oleh karena itu,kita harus sering mengingat pentingnya tutur perkataan yang baik karena itu merupakan kunci untuk membuka hati manusia agar mau menerima seruan kemudian mau melaksanakannya.

Firman Allah dalam QS. Fatir: 10
`tB tb%x. ߃̍ムno¨Ïèø9$# ¬Tsù äo¢Ïèø9$# $·èÏHsd 4 Ïmøs9Î) ßyèóÁtƒ ÞOÎ=s3ø9$# Ü=Íh©Ü9$# ã@yJyèø9$#ur ßxÎ=»¢Á9$# ¼çmãèsùötƒ 4 z`ƒÏ%©!$#ur tbrãä3ôJtƒ ÏN$t«ÍhŠ¡¡9$# öNçlm; Ò>#xtã ÓƒÏx© ( ãõ3tBur y7Í´¯»s9'ré& uqèd âqç7tƒ ÇÊÉÈ  
Artinya: Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, Maka bagi Allah-lah kemuliaan itu semuanya. kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang saleh dinaikkan-Nya. dan orang-orang yang merencanakan kejahatan bagi mereka azab yang keras dan rencana jahat mereka akan hancur. [6]( QS. Fatir: 10)

Sesungguhnya nasihat itu merupakan pil pahit, karena dia harus di sertai dengan ucapan yang manis. Hendaknya kamu termasuk orang-orang yang mengetahui kebenaran dan bersikap kasih sayang terhadap manusia (makhluk).kata-kata Yahya bin Mu’adz, sebaik-baik sesuatu adalah ucapan yang lembut,yang di keluarkan dari lautan yang dalam melalui lisan seorang yang lemah-lembut.


4.      Tiada kemunafikan
Janganlah kamu benturkan antara fitrah dengan kekuatan fisikmu dan kasarnya kata-katamu. Tetapi berbicaralah dengan baik dan janganlah kamu bersikap menjilat dan kemunafikan yang merusak syariat dengan upaya memelihara perasaan seseorang sebagaimana memperhatikan kemaslahatan sebagai sesuatu yang tengah kita upayakan. Imam Bukhari meriwayatkan bahwa Abu Darda’ berkata, sesungguhnya kita sering tersenyum di hadapan kaum (musuh-musuh kita) tetapi hati kita melaknati mereka.

5.      Paham terbalik
Seorang da’i seharusnya mencurahkan kasih sayang kepada objek dakwahnya, seakan-akan objek dakwah itu miliknya dan bukan milik orang lain karena sesungguhnya kerasnya hati bisa membuat orang lari dan tidak lagi tertarik, bercerai-cerai dan tidak lagi bersatu. Janganlah kamu termasuk orang-orang yang pemarah dan usahakan agar kamu senantiasa dapat menyatukan antara hati manusia, sehingga Allah memberikan kebaikan kepada mereka lantaran kamu.

6.      Beberapa pelajaran dari al-Quran
Ketika kita mendapatkan setiap nabi dan rasul mengatakan kepada kaumnya untuk menegaskan tentang jauhnya mereka (para rasul) dari kepentingan-kepentingan pribadi dan materi,di terangkan dalam QS. Asy-Syura: 109
!$tBur öNä3è=t«ór& Ïmøn=tã ô`ÏB @ô_r& ( ÷bÎ) y̍ô_r& žwÎ) 4n?tã Éb>u tûüÏJn=»yèø9$# ÇÊÉÒÈ    
Artinya: Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan-ajakan itu; Upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam. (QS. Asy-Syura: 109)

7.      Bersama mukmin dalam surat yasiin
Ketika seseorang mendengar dakwah dan menerimanya dan melihat bukti-bukti kebenaran dan seruan yang di sampaikan dalam hatinya merasakan  hakikat iman,dan hakikat itu bergerak dalam hatinya .maka di terangkan dalam QS. Yasin:25-27
þÎoTÎ) àMZtB#uä öNä3În/tÎ/ ÈbqãèyJó$$sù ÇËÎÈ   Ÿ@ŠÏ% È@äz÷Š$# sp¨Ypgø:$# ( tA$s% |Møn=»tƒ ÍGöqs% tbqßJn=ôètƒ ÇËÏÈ   $yJÎ/ txÿxî Í< În1u ÓÍ_n=yèy_ur z`ÏB tûüÏBtõ3ßJø9$# ÇËÐÈ  
Artinya:
25. Sesungguhnya aku telah beriman kepada Tuhanmu; Maka dengarkanlah (pengakuan keimanan) ku.
26. dikatakan (kepadanya): "Masuklah ke syurga". ia berkata: "Alangkah baiknya Sekiranya kamumku mengetahui.
27. apa yang menyebabkan Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku Termasuk orang-orang yang dimuliakan" .( QS. Yasin:25-27)

Memenuhi seruan Allah yang mendorong memikul beban dakwah dan menghadapi tantangan manusia yang menentang dakwahnya , ia sanggup menghadapi kejahatan, penghinaan, dan penyiksaan. Ia tidak menjadikan dakwahnya sebagai sarana mencari uang dan materi sesungguhnya apa yang ia perbuat itu merupakan perhatian seorang da’i terhadap masyarakatnya dan kecintaannya kepada mereka, demi menyelamatkan mereka dari azab api neraka. Cintanya kepada manusia seperti kecintaannya terhadap diri sendiri.







8.      Allah SWT Yang Mengikat Hati
Firman allah menjelaskan: QS. al- Anfal: 63
y#©9r&ur šú÷üt/ öNÍkÍ5qè=è% 4 öqs9 |Mø)xÿRr& $tB Îû ÇÚöF{$# $YèŠÏHsd !$¨B |Møÿ©9r& šú÷üt/ óOÎgÎ/qè=è% £`Å6»s9ur ©!$# y#©9r& öNæhuZ÷t/ 4 ¼çm¯RÎ) îƒÍtã ÒOŠÅ3ym ÇÏÌÈ  
Artinya:“dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” ( Al-Anfaal: 63)

Para da’I juga harus meyakini bahwa yang mengikat hati mereka dengan objek dakwah mereka adalah Allah SWT. Tidak satupun materi atau rangkaian kata yang dapat mengikat hati antara keduanya kecuali diiringi atas izin dan kehendak Allah SWT. Maka kekuatan doa dalam aktivitas dakwah kita menjadi hal yang sangat penting. Seberapa keraspun usaha  ketika Allah SWT tidak mengkehendaki maka apa daya manusia.
Maka selain menyeru yang makruf dan mencegah yang munkar, doa pun merupakan aktivitas dakwah yang bias dilakukan para da’i. Karena sebagaimana doa Rasulullah, bahwa Allah SWT – lah yang membolak-balikan hati.[7]

9.      Pengingkaran yang kita akui
Seorang da’i haruslah memberi kesan kepada objek dakwahnya dia tidak merasa lebih atas objek dakwahnya atau merasa berbeda dengan mereka.hendaklah mereka memperhatikan mereka dan berharap atas segala kebaikannya karena perhatian seorang da’i merupakan kunci pembuka hati,yang mana allah akan membuka pintu hati orang yang di cintai dari hamba-hambanya.salah satu bentuk sikap lemah lembut dalam bermuamalah bisa membuka hati seseorang untuk mengajak kejalan dakwah. Al-Quran tidak menyebutkan kekerasan kecuali dalam dua tempat yakni:
a)      Di tengah-tengah peperangan dalam menghadapi musuh ,di mana militer yang sukses mengharuskan adanya sikap bertahan dan menyerang ketika bertemu musuh dengan menghilangkan perasaan lemah-lembut sampai perang usai.
b)      Ketika melaksanakan hukuman syar’I bagi pelaku kejahatan di mana tidak ada tempat untuk memberikan sikap kasihan dalam menengakkan hukum Allah di muka bumi.

10.  Kekerasan tidak membawa kebaikan
Sesungguhnya kekerasan dan sikap kasar dalam aktifitas dakwah tidak akan membawa kebaikan karena tak ada sesuatu yang akan memperburuk gambaran orang terhadap dakwah melebihi kekerasan .

11.  Memadukan kebajikan dengan cinta
Kebaikan itu merupakan aktivitas fisik bukan aktivitas hati. Kebajikan dan keadilan berkaitan dengan aktivitas fisik, tanpa mengubah sikap batin dan tanpa mempengaruhinya.
Cinta merupakan gerakan dan aktivitas hati dan berkaitan dengan keyakinan dan keimanan. Oleh karna itu Allahlah yang menjadikan bagi oarang-orang yang beriman dan beramal soleh perasaan cinta.[8]
12.  Jangan mendahului keputusan Allah
Janganlah para da’i mendahului kehendak Allah SWT dengan memvonis objek dakwahnya tidak akan mendapat ampunan, rahmat dan hidayah dari Allah SWT. Sungguh jika para da’i melakukan itu, maka sesungguhnya mereka sudah menjadi lebih buruk tingkah lakunya dan lebih celaka daripada sang pembuat dosa. Allah SWT mengampuni orang yang merasa hina dan merendah diri di hadapan-Nya dengan tobat yang sesungguhnya. Sementara orang yang merasa bangga terhadap dirinya, karena menganggap dirinya paling suci dan terbebas dari dosa sehingga hal ini yang membuatnya menjauhkan diri dari Allah SWT.
Tugas para da’i adalah membersihkan jiwa dan hati objek dakwahnya, bukan menghakiminya. Sehingga ketika mereka mengetahui aib objek dakwahnya, maka mereka harus menutupinya bukan malah mempublikasikanya dan menghakimi dosa yang telah diperbuatnya. Para da’i seharusnya membantu objek dakwahnya untuk menghindari kemaksiatanYaitu dengan menunjukkan pintu tobat.[9]

13.  Jadikan hatimu bejana penampung cinta
Tugas asasi seorang dai adalah membersihkan jiwa dan hatinya dari segala penyakit dan keinginan untuk membalas dendam terhadap ulah para penentangnya dalam berdakwah. Karenanya, hati mereka harus menjadi bejana yang dapat menampung cinta dan keinginan kuat untuk menolong umat. Firman Allah Q.S al- Mumtahanah: 7
* Ó|¤tã ª!$# br& Ÿ@yèøgs ö/ä3oY÷t/ tû÷üt/ur tûïÏ%©!$# NçF÷ƒyŠ$tã Nåk÷]ÏiB Zo¨Šuq¨B 4 ª!$#ur ֍ƒÏs% 4 ª!$#ur Öqàÿxî ×LìÏm§ ÇÐÈ     
Artinya: Mudah-mudahan Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang-orang yang kamu musuhi di antara mereka. dan Allah adalah Maha Kuasa. dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S al- Mumtahanah: 7)

14.  Menutup aib orang yang bermaksiat
Sesungguhnya seorang dai dituntut untuk menutup aib orang yang bermaksiat dan tidak membukanya dihadapan khalayak, tetapi membantunya agar dia dapat menjauhi maksiat tersebut. Yaitu dengan menunjukan dan membukakan pintu tobat kepadanya. Allah berfirman dalam Q.S Az-Zumar:53
* ö@è% yÏŠ$t7Ïè»tƒ tûïÏ%©!$# (#qèùuŽó r& #n?tã öNÎgÅ¡àÿRr& Ÿw (#qäÜuZø)s? `ÏB ÏpuH÷q§ «!$# 4 ¨bÎ) ©!$# ãÏÿøótƒ z>qçR%!$# $·èÏHsd 4 ¼çm¯RÎ) uqèd âqàÿtóø9$# ãLìÏm§9$# ÇÎÌÈ  
Artinnya:  Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Q.S Az-Zumar:53)

15.  Etika Berdialog
Adab dalam dialog dengan tata cara yang lengkap dan bernilai tinggi. Tidak saja dengan ahli maksiat, bahkan dengan orang musyrik sekalipun kita dituntun untuk berdebat dengan cara yang lebih baik. Sesungguhnya Rasulullah telah duduk, dan mendengarkan dengan cermat tawaran-tawaran rendah yang dilontarkan oleh Utbah bin Rabi’ah, hal seperti itu selamanya akan dilakukan oleh musuh-musuh Islam, yaitu dengan merayu, untuk menyelewengkan dan menarik perhatian para dai.

16.  Bersikap ramah terhadap orang awam  
Sikap lemah lembut terhadap objek dakwah dan berseri muka dihadapan mereka, tanpa menyembunyikan kebenaran, atau mengatakan baik sesuatu yang batil, tidak juga menyembunyikan hakikat. Biasanya ini diperlukan terutama apabila dai menghadapi orang yang dikhawatirkan kejahatannya. Dalam batasan-batasan tertentu yang demikian ini memang dibolehkan, demi kemaslahatan dakwah. Diantara contohnya adalah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Aisyah r.a. ada seorang laki-laki yang meminta izin kepada Rasulullah, maka nabi bersabda, “izinkanlah untuknya, dia adalah seburuk-buruk pelaku kemaksiatan. “Ketika orang itu masuk, nabi bersikap lemah lembut kepadanya dalam berbicara. Maka aku katakan, wahai rasulullah engkau tadi mengatakan sesuatu yang engkau katakan tentang dia, tetapi engkau kemudian bersikap lunak terhadapnya dalam berbicara.
Pujian kepada manusia yang memang pantas untuk dipuji, tidak ingin dibalas dengan pujian itu dan tidak pula menginginkan ucapan terimakasih.


C.    Penutup
Demikianlah hasil makalh kami, semoga ilmu yang kami sajikan dapat bermanfaat bagi kita semua, dan kami dari pemakalah mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan makallah kami, untuk itu sangat mengharapkan kritik serta saran yang membangun demi makalah yang lebih baik untuk selanjutnya. Terimakasih, wassalam.


                                                                                   


















DAFTAR RUJUKAN

Departement Agama RI,AL-Gur’an dan Terjemahannya
Depag RI,Al-Gur’an terjemahannya
Jum’ah Amin Abdul Aziz, Fiqih Dakwa , Era Intermedia; Solo, 2005, hal:198-202
Moh.Ali Aziz, Ilmu Dakwah, Jakarta; Kencana, 2009 , hal:176
Samsul Munir, Ilmu Dakwah: Jakarta, Hamzah, 2009




[1] http://murabbiinfinity.blogspot.com/2012/09/fiqh-dakwah-jumah-amin-bab-4.html
[2] Departement Agama RI,AL-Gur’an dan Terjemahannya             l
[3] http://myquran.org/forum/index.php?topic=33726.0
[4] Jum’ah Amin Abdul Aziz, Fiqih Dakwah,Era Intermedia; solo, 2005, hal:198-202
[5]  Samsul Munir, Ilmu Dakwah: Jakarta, Hamzah, 2009,
[6] Depag RI,Al-Gur’an terjemahannya
[7].Slideshare.net/romadhaniardi/urgensi-dakwah
[8] http://muslim.or.id/fiqh-dan-muamalah/fiqih-qurban.html
[9] http://denisahmaulana.com

1 komentar:

  1. Morongo Casino Cielo - StillCasino 카지노 카지노 betway betway 카지노 카지노 8108Betway88 Casino Review & Welcome Bonus (2021)

    BalasHapus