MENGIKAT HATI SEBELUM
MENJELASKAN
Oleh
: Rahmi, Dodi & Doni
A. Pendahuluan
Dai yang bijaksana adalah mereka yang
mampu menyampaikan dengan cara yang lemah lembut dan kata-kata yang baik tanpa
mengurangi bobot dan isi yang didakwahkannya. Beberapa hal yang perlu
diperhatikan dai untuk menyatukan hati manusia dengan taufik Allah, yaitu
dengan menanamkan pada diri objek dakwah bahwa kita menyeru mereka kepada
sebuah prinsip nilai, memberi kesan bahwa dai selalu menaruh perhatian
kepadanya dan menginginkan kebaikan baginya, tidak bersikap keras, dekat dengan
objek dakwah, menjaga adab berbicara dengannya, jangan merasa
lebih tinggi, menasehati dan tidak membuka aibnya, memberi hadiah, merangsang
tekad objek dakwah agar hatinya terbuka untuk menerima kebenaran, dan
menjauhi perselisihan.[1]
B. Pembahasan
Beberapa prinsip
mengikat hati dalam berdakwah yakni :
1. Kasih Sayang
Terdapat dalam
surah Al-Anbiya’ :107
!$tBur »oYù=yör& wÎ) ZptHôqy úüÏJn=»yèù=Ïj9 ÇÊÉÐÈ
Artinya : Dan tiadalah kami mengutus kamu, melainkan
untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam. [2]( Al-Anbiya’ :107)
Seorang da’i yang bijaksana adalah
mereka yang diberi taufik oleh Allah untuk melihat hati-hati manusia yang
tertutup,kemudian berupaya membukanya dengan lemah lembut dan berintraksi
dengan penuh kasih sayang dan berusaha menghadirkan perasaan cinta dalam
berbicara dengan objek dakwah.dengan itulah maka hati yang keras akan menjadi
lunak jiwa yang penuh maksiat menjadi istiqamah dalam kebaikan. Karena apa saja
yang berasal dari hati itu akan sampai ke hati dan apa saja yang keluar dari
lisan akan masuk ke telinga.[3]
Firman Allah dalam QS. Ali Imran:14
z`Îiã Ĩ$¨Z=Ï9 =ãm ÏNºuqyg¤±9$# ÆÏB Ïä!$|¡ÏiY9$# tûüÏZt6ø9$#ur ÎÏÜ»oYs)ø9$#ur ÍotsÜZs)ßJø9$# ÆÏB É=yd©%!$# ÏpÒÏÿø9$#ur È@øyø9$#ur ÏptB§q|¡ßJø9$# ÉO»yè÷RF{$#ur Ï^öysø9$#ur 3 Ï9ºs ßì»tFtB Ío4quysø9$# $u÷R9$# ( ª!$#ur ¼çnyYÏã ÚÆó¡ãm É>$t«yJø9$# ÇÊÍÈ
Artinya: Dijadikan
indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, Yaitu: wanita-wanita,
anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan,
binatang-binatang ternak[186] dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di
dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).( QS. Ali Imran:14)
Apabila kita tidak mengenal pintu-pintu
untuk bisa masuk ke dalam jiwa manusia, maka ketahuilah kegagalan tengah menanti kita. Karena kita telah
berbenturan dengan sunatullah, sedangkan sunatullah itu tidak akan berubah. Apabila
kesalahan itu bersumber dari diri kita yang tidak mau mengenal tabiat manusia, maka
tidak ada sesuatu yang membahayakan keberadaannya kecuali diri kita sendiri
melalui sikap kita.[4]
2. Lemah lembut
Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat
QS. Ali
Imran: 159
$yJÎ6sù 7pyJômu z`ÏiB «!$# |MZÏ9 öNßgs9 ( öqs9ur |MYä. $àsù xáÎ=xî É=ù=s)ø9$# (#qÒxÿR]w ô`ÏB y7Ï9öqym ( ß#ôã$$sù öNåk÷]tã öÏÿøótGó$#ur öNçlm; öNèdöÍr$x©ur Îû ÍöDF{$# ( #sÎ*sù |MøBztã ö@©.uqtGsù n?tã «!$# 4 ¨bÎ) ©!$# =Ïtä tû,Î#Ïj.uqtGßJø9$# ÇÊÎÒÈ
Artinya: Maka disebabkan rahmat dari
Allah-lah kamu Berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap
keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.
karena itu ma'afkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah
dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad,
Maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertawakkal kepada-Nya.( QS. Ali-Imran: 159)
Jadi, sebelum kita mengajak orang lain terutama
sekali yang harus kita miliki dalam diri kita adalah sikap atau sifat lemah
lembut agar para mad’u yang kita jadikan sasaran untuk dakwah akan merasa
senang dalam menerima ajakan yang kita lakukan.[5]
3. Kata-kata adalah makhluk hidup
Sesungguhnya perkataan yang baik dalam
pandangan islam itu ibarat mahkluk hidup yang keberadaannya mempunyai pengaruh.
Oleh karena itu,kita harus sering mengingat pentingnya tutur perkataan yang
baik karena itu merupakan kunci untuk membuka hati manusia agar mau menerima
seruan kemudian mau melaksanakannya.
Firman Allah dalam QS. Fatir: 10
`tB tb%x. ßÌã no¨Ïèø9$# ¬Tsù äo¢Ïèø9$# $·èÏHsd 4 Ïmøs9Î) ßyèóÁt ÞOÎ=s3ø9$# Ü=Íh©Ü9$# ã@yJyèø9$#ur ßxÎ=»¢Á9$# ¼çmãèsùöt 4 z`Ï%©!$#ur tbrãä3ôJt ÏN$t«Íh¡¡9$# öNçlm; Ò>#xtã ÓÏx© ( ãõ3tBur y7Í´¯»s9'ré& uqèd âqç7t ÇÊÉÈ
Artinya:
Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, Maka bagi Allah-lah kemuliaan itu
semuanya. kepada-Nyalah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang
saleh dinaikkan-Nya. dan orang-orang yang merencanakan kejahatan bagi mereka
azab yang keras dan rencana jahat mereka akan hancur. [6](
QS. Fatir: 10)
Sesungguhnya nasihat itu merupakan pil
pahit, karena dia harus di sertai dengan ucapan yang manis. Hendaknya kamu
termasuk orang-orang yang mengetahui kebenaran dan bersikap kasih sayang
terhadap manusia (makhluk).kata-kata Yahya bin Mu’adz, sebaik-baik sesuatu
adalah ucapan yang lembut,yang di keluarkan dari lautan yang dalam melalui
lisan seorang yang lemah-lembut.
4. Tiada kemunafikan
Janganlah kamu benturkan antara fitrah
dengan kekuatan fisikmu dan kasarnya kata-katamu. Tetapi berbicaralah dengan
baik dan janganlah kamu bersikap menjilat dan kemunafikan yang merusak syariat
dengan upaya memelihara perasaan seseorang sebagaimana memperhatikan
kemaslahatan sebagai sesuatu yang tengah kita upayakan. Imam Bukhari meriwayatkan
bahwa Abu Darda’ berkata, sesungguhnya kita sering tersenyum di hadapan kaum
(musuh-musuh kita) tetapi hati kita melaknati mereka.
5. Paham terbalik
Seorang da’i seharusnya mencurahkan
kasih sayang kepada objek dakwahnya, seakan-akan objek dakwah itu miliknya dan
bukan milik orang lain karena sesungguhnya kerasnya hati bisa membuat orang
lari dan tidak lagi tertarik, bercerai-cerai dan tidak lagi bersatu. Janganlah
kamu termasuk orang-orang yang pemarah dan usahakan agar kamu senantiasa dapat
menyatukan antara hati manusia, sehingga Allah memberikan kebaikan kepada
mereka lantaran kamu.
6. Beberapa pelajaran dari al-Quran
Ketika kita mendapatkan setiap nabi dan
rasul mengatakan kepada kaumnya untuk menegaskan tentang jauhnya mereka (para
rasul) dari
kepentingan-kepentingan pribadi dan materi,di terangkan dalam QS. Asy-Syura: 109
!$tBur öNä3è=t«ór& Ïmøn=tã ô`ÏB @ô_r& ( ÷bÎ) yÌô_r& wÎ) 4n?tã Éb>u tûüÏJn=»yèø9$# ÇÊÉÒÈ
Artinya: Dan aku sekali-kali tidak
minta upah kepadamu atas ajakan-ajakan itu; Upahku tidak lain hanyalah dari
Tuhan semesta alam.
(QS. Asy-Syura: 109)
7. Bersama mukmin dalam surat yasiin
Ketika seseorang mendengar dakwah dan
menerimanya dan melihat bukti-bukti kebenaran dan seruan yang di sampaikan
dalam hatinya merasakan hakikat iman,dan
hakikat itu bergerak dalam hatinya .maka di terangkan dalam QS. Yasin:25-27
þÎoTÎ) àMZtB#uä öNä3În/tÎ/ ÈbqãèyJó$$sù ÇËÎÈ @Ï% È@äz÷$# sp¨Ypgø:$# ( tA$s% |Møn=»t ÍGöqs% tbqßJn=ôèt ÇËÏÈ $yJÎ/ txÿxî Í< În1u ÓÍ_n=yèy_ur z`ÏB tûüÏBtõ3ßJø9$# ÇËÐÈ
Artinya:
25. Sesungguhnya
aku telah beriman kepada Tuhanmu; Maka dengarkanlah (pengakuan keimanan) ku.
26. dikatakan
(kepadanya): "Masuklah ke syurga". ia berkata: "Alangkah baiknya
Sekiranya kamumku mengetahui.
27. apa yang menyebabkan
Tuhanku memberi ampun kepadaku dan menjadikan aku Termasuk orang-orang yang
dimuliakan" .(
QS. Yasin:25-27)
Memenuhi seruan Allah yang
mendorong memikul beban dakwah dan menghadapi tantangan manusia yang menentang
dakwahnya , ia sanggup menghadapi
kejahatan, penghinaan,
dan penyiksaan. Ia tidak
menjadikan dakwahnya sebagai sarana mencari uang dan materi sesungguhnya apa
yang ia perbuat itu merupakan perhatian seorang da’i terhadap masyarakatnya dan
kecintaannya kepada mereka, demi menyelamatkan mereka dari azab api neraka. Cintanya kepada manusia seperti kecintaannya terhadap
diri sendiri.
8. Allah
SWT Yang Mengikat Hati
Firman
allah menjelaskan: QS. al- Anfal: 63
y#©9r&ur ú÷üt/ öNÍkÍ5qè=è% 4 öqs9 |Mø)xÿRr& $tB Îû ÇÚöF{$# $YèÏHsd !$¨B |Møÿ©9r& ú÷üt/ óOÎgÎ/qè=è% £`Å6»s9ur ©!$# y#©9r& öNæhuZ÷t/ 4 ¼çm¯RÎ) îÍtã ÒOÅ3ym ÇÏÌÈ
Artinya:“dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang
beriman). Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi,
niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah
mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya
Dia Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” ( Al-Anfaal: 63)
Para
da’I juga harus meyakini bahwa yang mengikat hati mereka dengan objek dakwah
mereka adalah Allah SWT. Tidak satupun materi atau rangkaian kata yang dapat
mengikat hati antara keduanya kecuali diiringi atas izin dan kehendak Allah
SWT. Maka kekuatan doa dalam aktivitas dakwah kita menjadi hal yang sangat
penting. Seberapa keraspun usaha ketika Allah SWT tidak mengkehendaki
maka apa daya manusia.
Maka
selain menyeru yang makruf dan mencegah yang munkar, doa pun merupakan
aktivitas dakwah yang bias dilakukan para da’i. Karena sebagaimana doa
Rasulullah, bahwa Allah SWT – lah yang membolak-balikan hati.[7]
9. Pengingkaran
yang kita akui
Seorang da’i
haruslah memberi kesan kepada objek dakwahnya dia tidak merasa lebih atas objek
dakwahnya atau merasa berbeda dengan mereka.hendaklah mereka memperhatikan
mereka dan berharap atas segala kebaikannya karena perhatian seorang da’i
merupakan kunci pembuka hati,yang mana allah akan membuka pintu hati orang yang
di cintai dari hamba-hambanya.salah satu bentuk sikap lemah lembut dalam
bermuamalah bisa membuka hati seseorang untuk mengajak kejalan dakwah. Al-Quran
tidak menyebutkan kekerasan kecuali dalam dua tempat yakni:
a)
Di tengah-tengah peperangan dalam menghadapi
musuh ,di mana militer yang sukses mengharuskan adanya sikap bertahan dan
menyerang ketika bertemu musuh dengan menghilangkan perasaan lemah-lembut
sampai perang usai.
b)
Ketika melaksanakan hukuman syar’I bagi pelaku
kejahatan di mana tidak ada tempat untuk memberikan sikap kasihan dalam
menengakkan hukum Allah di muka bumi.
10. Kekerasan
tidak membawa kebaikan
Sesungguhnya
kekerasan dan sikap kasar dalam aktifitas dakwah tidak akan membawa kebaikan
karena tak ada sesuatu yang akan memperburuk gambaran orang terhadap dakwah
melebihi kekerasan .
11. Memadukan kebajikan dengan cinta
Kebaikan
itu merupakan aktivitas fisik bukan aktivitas hati. Kebajikan dan keadilan
berkaitan dengan aktivitas fisik, tanpa mengubah sikap batin dan tanpa
mempengaruhinya.
Cinta merupakan gerakan dan aktivitas
hati dan berkaitan dengan keyakinan dan keimanan. Oleh karna itu Allahlah yang
menjadikan bagi oarang-orang yang beriman dan beramal soleh perasaan cinta.[8]
12. Jangan mendahului keputusan Allah
Janganlah
para da’i mendahului kehendak Allah SWT dengan memvonis objek dakwahnya tidak
akan mendapat ampunan, rahmat dan hidayah dari Allah SWT. Sungguh jika para
da’i melakukan itu, maka sesungguhnya mereka sudah menjadi lebih buruk tingkah
lakunya dan lebih celaka daripada sang pembuat dosa. Allah SWT mengampuni orang
yang merasa hina dan merendah diri di hadapan-Nya dengan tobat yang
sesungguhnya. Sementara orang yang merasa bangga terhadap dirinya, karena
menganggap dirinya paling suci dan terbebas dari dosa sehingga hal ini yang
membuatnya menjauhkan diri dari Allah SWT.
Tugas
para da’i adalah membersihkan jiwa dan hati objek dakwahnya, bukan
menghakiminya. Sehingga ketika mereka mengetahui aib objek dakwahnya, maka
mereka harus menutupinya bukan malah mempublikasikanya dan menghakimi dosa yang
telah diperbuatnya. Para da’i seharusnya membantu objek dakwahnya untuk
menghindari kemaksiatanYaitu dengan menunjukkan pintu tobat.[9]
13. Jadikan hatimu bejana penampung cinta
Tugas asasi seorang dai adalah
membersihkan jiwa dan hatinya dari segala penyakit dan keinginan untuk membalas
dendam terhadap ulah para penentangnya dalam berdakwah. Karenanya, hati mereka
harus menjadi bejana yang dapat menampung cinta dan keinginan kuat untuk
menolong umat. Firman Allah Q.S al- Mumtahanah: 7
* Ó|¤tã ª!$# br& @yèøgs ö/ä3oY÷t/ tû÷üt/ur tûïÏ%©!$# NçF÷y$tã Nåk÷]ÏiB Zo¨uq¨B 4 ª!$#ur ÖÏs% 4 ª!$#ur Öqàÿxî ×LìÏm§ ÇÐÈ
Artinya: Mudah-mudahan
Allah menimbulkan kasih sayang antaramu dengan orang-orang yang kamu musuhi di
antara mereka. dan Allah adalah Maha Kuasa. dan Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. (Q.S al- Mumtahanah: 7)
14. Menutup aib orang yang bermaksiat
Sesungguhnya seorang dai dituntut untuk
menutup aib orang yang bermaksiat dan tidak membukanya dihadapan khalayak,
tetapi membantunya agar dia dapat menjauhi maksiat tersebut. Yaitu dengan
menunjukan dan membukakan pintu tobat kepadanya. Allah berfirman dalam Q.S
Az-Zumar:53
* ö@è% yÏ$t7Ïè»t tûïÏ%©!$# (#qèùuó r& #n?tã öNÎgÅ¡àÿRr& w (#qäÜuZø)s? `ÏB ÏpuH÷q§ «!$# 4 ¨bÎ) ©!$# ãÏÿøót z>qçR%!$# $·èÏHsd 4 ¼çm¯RÎ) uqèd âqàÿtóø9$# ãLìÏm§9$# ÇÎÌÈ
Artinnya: Katakanlah:
"Hai hamba-hamba-Ku yang malampaui batas terhadap diri mereka sendiri,
janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya Allah mengampuni
dosa-dosa semuanya. Sesungguhnya Dia-lah yang Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. (Q.S Az-Zumar:53)
15. Etika Berdialog
Adab dalam dialog dengan tata cara yang
lengkap dan bernilai tinggi. Tidak saja dengan ahli maksiat, bahkan dengan
orang musyrik sekalipun kita dituntun untuk berdebat dengan cara yang lebih
baik. Sesungguhnya Rasulullah telah duduk, dan mendengarkan dengan cermat
tawaran-tawaran rendah yang dilontarkan oleh Utbah bin Rabi’ah, hal seperti itu
selamanya akan dilakukan oleh musuh-musuh Islam, yaitu dengan merayu, untuk
menyelewengkan dan menarik perhatian para dai.
16. Bersikap ramah terhadap orang awam
Sikap lemah lembut terhadap objek dakwah
dan berseri muka dihadapan mereka, tanpa menyembunyikan kebenaran, atau
mengatakan baik sesuatu yang batil, tidak juga menyembunyikan hakikat. Biasanya
ini diperlukan terutama apabila dai menghadapi orang yang dikhawatirkan
kejahatannya. Dalam batasan-batasan tertentu yang demikian ini memang
dibolehkan, demi kemaslahatan dakwah. Diantara contohnya adalah hadis yang
diriwayatkan oleh Imam Bukhari dari Aisyah r.a. ada seorang laki-laki yang
meminta izin kepada Rasulullah, maka nabi bersabda, “izinkanlah untuknya, dia
adalah seburuk-buruk pelaku kemaksiatan. “Ketika orang itu masuk, nabi bersikap
lemah lembut kepadanya dalam berbicara. Maka aku katakan, wahai rasulullah
engkau tadi mengatakan sesuatu yang engkau katakan tentang dia, tetapi engkau
kemudian bersikap lunak terhadapnya dalam berbicara.
Pujian kepada manusia yang memang pantas
untuk dipuji, tidak ingin dibalas dengan pujian itu dan tidak pula menginginkan
ucapan terimakasih.
C. Penutup
Demikianlah hasil makalh kami, semoga
ilmu yang kami sajikan dapat bermanfaat bagi kita semua, dan kami dari
pemakalah mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam penulisan makallah kami,
untuk itu sangat mengharapkan kritik serta saran yang membangun demi makalah
yang lebih baik untuk selanjutnya. Terimakasih, wassalam.
DAFTAR RUJUKAN
Departement Agama RI,AL-Gur’an dan Terjemahannya
Depag RI,Al-Gur’an terjemahannya
Jum’ah Amin Abdul Aziz, Fiqih Dakwa ,
Era Intermedia; Solo, 2005, hal:198-202
Moh.Ali Aziz, Ilmu Dakwah, Jakarta; Kencana,
2009 , hal:176
Samsul
Munir, Ilmu Dakwah: Jakarta, Hamzah, 2009
[1]
http://murabbiinfinity.blogspot.com/2012/09/fiqh-dakwah-jumah-amin-bab-4.html
[2] Departement Agama RI,AL-Gur’an dan Terjemahannya l
[3]
http://myquran.org/forum/index.php?topic=33726.0
[4] Jum’ah Amin
Abdul Aziz, Fiqih Dakwah,Era Intermedia; solo, 2005, hal:198-202
[6] Depag RI,Al-Gur’an terjemahannya
Morongo Casino Cielo - StillCasino 카지노 카지노 betway betway 카지노 카지노 8108Betway88 Casino Review & Welcome Bonus (2021)
BalasHapus